Senin, 14 Desember 2015

Asal-Muasal Perayaan Maulid Nabi Muhammad s.a.w.

ALLAH SWT Berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab [33]: 21).
Berbagai bentuk peringatan Maulid Nabi yang dilaksanakan kaum muslimin pada bulan Rabi’ul Awwal sejatinya merupakan sebuah representasi rasa syukur atas kelahiran beliau, sehingga diharapkan momen Maulid merupakan refleksi diri setiap muslim untuk terus menerus istiqamah, meningkatkan rasa cinta kepada beliau, tetap komit menjalankan ajaran-ajaran Islam secara kaffah dalam setiap sendi kehidupan baik ranah pribadi, sosial masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peringatan maupun acara perayaan Maulid Nabi yang kita kenal sekarang ini pertama kali dicetuskan oleh seorang jenderal dan pejuang muslim yang sangat terkenal dan disegani kawan dan lawan di bumi belahan timur dan barat yaitu Shalahuddin al-Ayyubi atau di barat lebih dikenal dengan nama Saladin, beliau hidup pada tahun 1137-1193 M. Pada saata itu perang salib sedang berkecamuk, sebagai seorang pemimpin beliau sadar betul bahwa moral dan semangat kaum muslimin dan pasukannya harus terus dipompa demi perjuangan menghadapi musuh, maka saat itulah beliau berinisiatif mengobarkan semangat juang pasukannya dengan mengisahkan kembali semangat perjuangan Nabi dan para sahabat, semangat pantang mundur, semangat ketaqwaan, semangat keimanan dan semangat jihad dakam menegakkan kalimat tauhid.
Mengenai urgensi Maulid itulah, ulama kontemporer Islam, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam khutbahnya di masjid Al-Azhar, Kairo mengingatkan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. sangatlah penting pada zaman sekarang bagi ummat Islam, mengingat jarak umat Islam sekarang terpaut jauh dari masa hidup Rasulullah saw. Beliau menjelaskan, dulu para Sahabat mungkin tidak perlu merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad saw. karena mereka bertemu langsung dengan Rasulullah, mereka mengetahui persis pribadi Rasulullah saw. Para Sahabat bahkan menghafal pribadi Rasulullah saw, sama seperti menghafal al-Quran, kata beliau.
Lebih lanjut lagi, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. tidaklah semata-mata memperingati hari kelahiran beliau, namun yang lebih penting adalah sifat dan pribadi beliau yang mulia. Umat perlu mengingat dan mengetahui kepribadian Rasulullah saw., karena beliau merupakan suri tauladan yang baik. Kepribadian Rasulullah saw. tidak pernah ditutupi sedikitpun, tidak seperti manusia lainnya yang memiliki sisi dari kepribadiannya yang tersembunyi. Semua orang tahu bagaimana pribadi Rasulullah saw., mulai dari beliau lahir hingga wafat. Ini merupakan salah satu keistimewaan kepribadian Rasulullah saw.🙏

1 komentar:

  1. Alhamdulillah. Allah Akbar. Saya ingin tanya: Apakah merayakan maulid itu termasuk bidah. Tolong penulis menjelaskan ke kamai

    BalasHapus